Senin, September 14, 2009

Perilaku Manusia Dalam Dzikir Dan Tauhid

Perilaku Manusia Dalam Dzikir Dan Tauhid

Ibnu Athaillah As Sakandary
Manusia terbagi menjadi tiga kelompok dalam bertauhid dan berdzikir :
Kelompok pertama, adalah kalangan umum, yaitu kalangan pemula. Maka tauhidnya adalah bersifat lisan (oratif) belaka, baik dalam ungkapan, wacana, akidahnya,
dan keikhlasan, melalui Cahaya Syahadat Tauhid, " Laa Ilaaha Illallah Muhamadur Rasululullah". Ini diklasifikasikan tahap Islam. Kelompok kedua, kalangan Khusus Menengah, yaitu Tauhid Qalbu, baik dalam apresiasi, kinerja qalbu maupun akidah, serta keikhlasannya. Inilah disebut tahap Iman. Khususul Khusus, yaitu Tauhidnya akal, baik melalui pandangan nyata, yaqin dan penyaksian (musyahadah) kepadaNya. Inilah Tahap Ihsan.Maqomat Dzikir
Dzikir mempunyai tiga tahap (maqomat) :

1. Dzikir melalui Lisan : Yaitu dzikir bagi umumnya makhluk.
2. Dzikir melalui Qalbu : Yaitu dzikir bagi kalangan khusus dari orang beriman.
3. Dzikir melalui Ruh: Yaitu dzikir bagai kalangan lebih khusus, yakni dzikirnya kaum 'arifin melalui fana'nya atas dzikirnya sendiri dan lebih menyaksikan pada Yang Maha Didzikiri serta anugerahnya kepada mereka.

Perilaku Dzikir "Allah"
Bagi pendzikir Ismul Mufrad "Allah" ada tiga kondisi ruhani:
Pertama: Kondisi remuk redam dan fana'.
Kedua: Kondisi hidup dan baqo'.
Ketiga: Kondisi nikmat dan ridlo.

Kondisi pertama: Remuk redam dan fana'Yaitu dzikir orang yang membatasi pada dzikir "Allah" saja, bukan Asma-asma lain, yang secara khusus dilakukan pada awal mula penempuhan. Ismul Mufrod tersebut dijadikan sebagai munajatnya, lalu mengokohkan manifestasi "Haa' di dalamnya ketika berdzikir.

Siapa yang mendawamkan (melanggengkannya) maka nuansa lahiriyahnya terfana'kan dan batinnya terhanguskan. Secara lahiriyah ia seperti orang gila, akalnya terhanguskan dan remuk redam, tak satu pun diterima oleh orang. Manusia menghindarinya bahkan ia pun menghindar dari manusia, demi kokohnya remuk redam dirinya sebagai pakaian lahiriahnya. Rahasia Asma "Allah" inilah yang hanya disebut. Bila menyebutkan sifat Uluhiyah, maka tak satu pun manusia mampu menyifatinya. Ia tidak menetapi suatu tempat, yang bisa berhubungan dengan jiwa seseorang, walau di tengah khalayak publik, sebagaimana firman Allah swt :

"Tidak ada lagi pertalian nasab diantara mereka di hari itu dan tidak ada pula saling bertanya." (Al-Mu'minun: 101)

Sedangkan kondisi batinnya seperti mayat yang fana, karena dzat dan sifatnya diam belaka. Diam pula dari segala kecondongan dirinya maupun kebiasaan sehari-harinya, disamping anggota tubuhnya lunglai, hatinya yang tunduk dan khusyu'.

Sebagaimana firmanNya :
"Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat." (Al-Muzammil: 5)
"Dan kamu lihat bumi ini kering, dan apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah, dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumjbuhan yang indah." (Al-Hajj : 5)

Kondisi kedua: Dari kondisi hidup dan abadi (baqo'), yaitu manakala orang yang berdzikir dengan Ismul Mufrod "Allah" tadi mencapai hakikatnya, kokoh dan melunakkan dirinya, maka simbol-simboilnya dan sifat-sifatnya terhanguskan.

Allah meniupkan Ruh Ridlo setelah "kematian ikhtiar dan hasrat kehendaknya". Ia telah fana' dari hasrat kebiasaan diri dan syahwatnya, dan telah keluar dari sifat-sifat tercelanya, lalu berpindah (transformasi) dari kondisi remuk redam nan fana' menuju kondisi hidup dan baqo'. Kondisi tersebut menimbulkan nuansa kharismatik dan kehebatan dalam semesta, dimana segalanya takut, mengagungkan dan metrasa hina dihadapan hamba itu bahkan semesta meraih berkah kehadirannya.

Kondisi ketiga: Kondisi Nikmat dan Ridlo, maka bagi orang yang mendzikirkan "Allah" pada kondisi ini senantiasa mengagungkan apa pun perintah Allah swt, jiwanya dipenuhi rasa kasih sayang terhadap sesame makhluk Allah Ta'ala, tidak lagi sembunyi-sembunyi dalam mengajak manusia menuju agama Allah swt. Dari jiwanya terhampar luas bersama Allah swt, hanya bagi Allah swt.

Rahmat Allah swt meliputi keleluasaannya, dan tak satu pun makhluk mempengaruhinya, bahkan atak ada sesuatu yang tersisa kecuali melalui jalan izin Allah swt. Ia telah berpindah dari kondisi ruhani hidup dan baqo', menuju kondisi nikmat dan ridlo, hidup dengan kehidupan yang penuh limpahan nikmat selamanya, mulia, segar dan penuh ridloNya. Tak sedikit pun ada kekeruhan maupun perubahan. Selamat, lurus dan mandiri dalam kondisi ruhaninya, aman dan tenteram.
Sebegitu kokohnya, ia bagaikan hujan deras yang menyirami kegersangan makhluk, dimana pun ia berada, maka tumbuhlah dan suburlah jiwa-jiwa makhluk karenanya. Hingga ia raih kenikmatan dan ridlo bersama Allah Ta'ala, dan Allah pun meridloinya. Allah swt berfirman :
"Kemudian Kami bangkitkan dalam kehidupan makhluk (berbentuk) lain, maka Maha Berkah Allah sebagai Sebagus-bagus Pencipta" (Al-Mu'minun: 14)[pagebreak]

Suatu hari seorang Sufi sedang berada di tengah majlisnya Asy-Syibly, tiba-tiba berteriak, "Allah!"
Asy-Syibly menimpali, "Apa-apaan ini! Kalau kamu memang jujur, maka kamu masyhur (di langit), jika kamu dusta, kamu benar-benar hancur!".

Seorang lelaki juga berteriak di hadapan Abul Qasim al-Junayd ra, dan Al-Junayd berkomentar, "Saudaraku Bila yang anda sebut itu menyaksikanmu dan anda pun hadir bersamaNya, berarti engkau telah mengoyak tirai dan kehormatan, dan mendapatkan kecemburuan aroma pecinta yang diberikan. Namun jika anda mengingatNya, sedangkan anda ghaib dariNya, maka menyebut yang ghaib (tidak hadir) berarti menggunjing. Padahal menggunjing itu haram."
Dikisahkan dari Abul Hasan ats-Tasury ra, ketika beliau berada di rumahnya selama tujuh hari tidak makan dan tidak minum serta tidak tidur, ia tetap terus menerus menyebut Allah…Allah…

Kisah ini disampaikan kepada Al-Junayd atas tingkah lakunya itu.
"Apakah dia menjaga kewajiban waktunya?" Tanya al-Junayd.
"Dia tetap sholat tetap pada waktunya."
"Alhamdulillah, Allah yang menjagaNya, dan tidak memberikan jalan kepada syetan padanya." Kata al-Junayd.
Kemudian al-Junayd berkata kepada para santri-santrinya, "Ayo kalian semua berdiri dan mendatanginya, mungkin kita bias memberi manfaat padanya atau sebaliknya kita mengambil faedah darinya."

Ketika al-Junayd masuk di hadapannya, al-Junayd berkata, "Wahai Abul Hasan, apakah ucapanmu Allah..Allah..itu bersama Allah (Billah) atau bersama dirimu sendiri? Bila engkau mengucapkan bersama Allah, maka bukan andalah yang mengucapkannya. Karena Dialah yang berkalam melalui lisan hambaNya. Sang Pendzikir adalah diriNya bersama DiriNya. Namun bila yang menyebut tadi adalah dirimu bersama dirimu, sedangkan anda juga bersama dirimu sendiri, maka apalah artinya remuk redam."
"Engkaulah sebaik-baik sang pendidik wahai Ustadz," kata Ats-Tsaury. Dan rasa gelisah remuk redamnya tiba-tiba hilang.

Dan aku remuk redam bersamamu karena mengenangmu
Dan benar atas kebaikan yang melimpah dengan kenangnanmu
Dan fana bersasmamu penuh keasyikan.
Siapa yang tak pernah merindu pada cinta
Asmara yang mengalahkan akalnya
Demi umurku sungguh ia celaka.
Tak ada dzikir melainkan tenggelam sirna dengan dzikirnya dari merasa berdzikir
Hanya kepada Yang Diingatlah yang terkenang
Dalam fana dan pertemuan
Siapa yang masih ada akalnya, ia tak akan pernah berdzikir
Siapa yang hilang dari dzikir, maka benarlah ia telah membubung kepadaNya

Dzikir itu sendiri merupakan pembersihan dari kealpaan dan kelupaan, melalui pelanggengan hadirnya qalbu dan keikhlasan dzikir lisan, disertai memandangNya, dariNya. Sang Tuanlah yang mengalurkan ucapan dzikir melalui lisan hambaNya.
Dikatakan, Dzikir adalah keluar dari medan kealpaan menuju padang musyahadah (penyaksian kepadaNya).

Hakikat dzikir adalah mengkonsentrasikan Yang didzikir, dengan sirrnya si pendzikir dari dzikirnya, dan fananya si pendzikir dalam musayahadah dan kehadiran jiwa, sehingga ia tidak terhilangkan dirinya melalui musyahadah kepadaNya di dalam musyahadahnya. Maka si pendzikir menyaksikan Allah bersama Allah, sehingga Allahlah Yang Berdzikir dan Yang Didzikir.

Maka dari segi kemudahan dariNya untuk si hamba, dan keleluasaan untuk berdzikir melalui lisannya, maka Dialah Yang Berdzikir kepadahambaNya, lalu segala yang disebutnya adalah dariNya.
Dari segi intuisi awal yang dating dariNya, maka Dialah Yang Berdzikir pada DiriNya melalui lisan hambaNya. Sebagaimana riwayat hadits shahih disebutkan, bahwa Allah Ta'ala berfirman: "Akulah pendengaran yang dengannya ia mendengar, dan Akulah penghlihatan yang dengannya ia melihat, dan Akulah lisannya yang dengannya ia bicara."
Dalam riwayat lain juga disebutkan, "Maka Akulah pendengaran, penglihatan, lisan, tangan dan penguat baginya."

ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG

ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG


قَد أَفلَحَ المُؤمِنونَ ﴿١﴾ الَّذينَ هُم فى صَلاتِهِم خٰشِعونَ ﴿٢﴾ وَالَّذينَ هُم عَنِ اللَّغوِ مُعرِضونَ ﴿٣﴾ وَالَّذينَ هُم لِلزَّكوٰةِ فٰعِلونَ ﴿٤﴾ وَالَّذينَ هُم لِفُروجِهِم حٰفِظونَ ﴿٥﴾ إِلّا عَلىٰ أَزوٰجِهِم أَو ما مَلَكَت أَيمٰنُهُم فَإِنَّهُم غَيرُ مَلومينَ ﴿٦﴾ فَمَنِ ابتَغىٰ وَراءَ ذٰلِكَ فَأُولٰئِكَ هُمُ العادونَ ﴿٧﴾ وَالَّذينَ هُم لِأَمٰنٰتِهِم وَعَهدِهِم رٰعونَ ﴿٨﴾ وَالَّذينَ هُم عَلىٰ صَلَوٰتِهِم يُحافِظونَ ﴿٩﴾ أُولٰئِكَ هُمُ الوٰرِثونَ ﴿١٠﴾ الَّذينَ يَرِثونَ الفِردَوسَ هُم فيها خٰلِدونَ ﴿١١﴾

Benar-benar mendapatkan keberuntungan besar orang yang beriman. Yaitu orang yang khusyu' dalam sholat mereka . Dan orang yang berpaling dari berlebihan. Dan orang yang melaksanakan zakat.
Dan orang yang menjaga kelamin-kelaminnya, kecuali pada isteri-isteri mereka atau budak perempuan, sesungguhnya mereka tidak tercela.
Maka siapa yang mencari di luar itu, maka mereka itulah golongan orang memushi dirinya. Dan orang yang menjaga amanah dan janji mereka. Dan orang-orang yang menjaga sholat mereka.
Merekalah para pewaris, yang mewarisi surga firdaus,
mereka abadi di dalamnya.” (Al-Mu’minun: 1-11)

Keberuntungan adalah mereka yang benar-benar beriman dan yaqin:

1. Disebutkan orang-orang yang khusyu', adalah orang yang hatinya hadir di hadapan Allah ketika sholat, orang yang dipenuhi kepatuhan total atas kharisma Ilahi karena munculnya cahaya keagunganNya.
2. Mereka yang berpaling dari berlebihan, adalah mereka yang terkonsentrasi pada kesibukan jiwanya pada Allah Ta’ala. Karena selain sibuk bersama Allah, hanyalah permainan belaka.
3. Orang yang menunaikan zakat, adalah mereka yang telah membersihkan jiwanya dari sifat-sifat manusiawi yang menghalangi peningkatan 'ubudiyah mereka kepada Allah. Merekalah yang bisa menjawab panggilan Allah dan dekat dengan kehadiran Allah Ta’ala. DariNya, BersamaNya, KepadaNya, BagiNya, bersandar kepadaNya. Itulah Taqarrub.
4. Orang-orang yang menjaga kelaminnya dan seluruh aspek yang mendorong kenikmatannya, syahwatnya, yaitu mereka yang senantiasa menjaga hatinya untuk tidak dipengaruhi hawa nafsunya, sehingga hasratnya hanya kepada Allah Ta'ala semata.
5. Siapa yang mencari di luar itu, maksudnya lebih cenderung pada hawa nafsunya, berarti orang itu telah menumpuh musuh dalam dirinya, yang kelak malah mendzalimi diri sendiri secara berlapis-lapis.
6. Orang-otrang yang menjaga amanah dan janjinya, adalah mereka yang menjaga rahasia Ilahi yang penuh dengan keagungan, yang telah dititipkan oleh Allah ta'ala dalam sirr mereka, dan mereka ini adalah yang menjaga janji di alam Azali, di alam fitrah, dengan menunaikannya dan menghidupkan di alam dunia ini.
7. Dan mereka yang menjaga sholatnya, yaitu mereka yang bermusyahadah melalui ruhnya, menjaga musyahadah itu secara langgeng, sampai meraih ma’rifatullah yang sejati.
8. Mereka adalah para pewaris syurga ruh di puncak Kemahasucian Ilahi.

Rabu, September 09, 2009

Diselamatkan Oleh Keindahan

Diselamatkan Oleh Keindahan

INI adalah kisah nyata tentang dahsyatnya keindahan. Keindahan yang menyatukan hati manusia tanpa memandang apa agamanya. Kisah ini terjadi di India, pada saat diperintah gubernur Inggris yang bernama Lord William Wintock (1828-1835).

Gubernur Lord Wintock diingat dunia sebagai manusia yang pernah memerintahkan untuk menghancurleburkan Taj Mahal di Agra. Perintah penghancuran Taj Mahal itu bermula dari kepailitan yang dialami Lord Curzon,sang pemilik perusahaan India Timur.

Lord Curzon menceritakan kesulitannya yang sangat berat kepada Gubernur Lord Wintock.
Hal itu mendorong Gubernur Lord Wintock berpikiran untuk menjual Taj Mahal. Saat itu diperkirakan Taj Mahal bisa laku sampai 100.000 rupee.
Uang sebesar itu sudah cukup untuk menutupi utang dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan Inggris di India tersebut. Berita tentang rencana penjualan Taj Mahal oleh Gubernur Lord Wintock itu beredar sangat cepat. Dalam waktu sekejap gelombang penentangan yang sangat keras muncul.

Hal itu membuat Lord Wintock marah besar.Ia lalu melangkah lebih berani, tidak hanya ingin menjual Taj Mahal, ia malah mengeluarkan ultimatum untuk menghancurleburkan Taj Mahal yang menjadi kebanggaan rakyat India itu.

Demi mendengar ultimatum Lord Wintock yang gila itu, gelombang perlawanan muncul di mana-mana. Orang Islam dan orang Hindu bersatu padu dalam melakukan perlawanan untuk mempertahankan Taj Mahal.

Rakyat India bersatu padu dalam kekuatan penuh untuk melawan Gubernur Inggris.
Pemberontakan besar siap meledak di seluruh India. Para penasihat gubernur melihat bahaya besar yang mengancam kolonial Inggris akibat perintah penghancuran Taj Mahal itu.

Mereka meminta agar gubernur Lord Wintock mencabut perintahnya dan meminta maaf kepada rakyat India.
Dan akhirnya hal itu dilakukan Lord Wintock. Taj Mahal selamat. Dan pemberontakan besar tidak jadi meletus.

Ada komentar menarik tentang peristiwa itu,
”Sesungguhnya yang menyelamatkan Taj Mahal bukanlah orang-orang India. Akan tetapi, Taj
Mahal diselamatkan oleh keindahannya sendiri.Andai Taj Mahal tidak indah, ia tidak akan mendapat dukungan dari jiwa dan raga seluruh rakyat India sedahsyat itu. Andai tidak indah, orang Islam dan Hindu tidak akan bersatu di belakangnya untuk menggagalkan rencana pemerintah Inggris.”

Ketika bom teroris kembali meledak di Jakarta, saya teringat kisah dahsyatnya keindahan Taj Mahal ini. Sebab kembali bom itu dikait-kaitkan dengan kelompok Islam. Peledakan bom itu jelaslah bukan tindakan manusia beradab, dan sangat jauh dari ajaran Islam yang sebenarnya.

Maka ketika peledakan JW Marriott dan Ritz Carlton dikaitkan dengan kelompok Islam, ada dua hal yang berkelebat dalam benak saya;

Yang pertama, pengeboman itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan Islam,
atau karena tidak ada kaitannya dengan Islam dan kelompok Islam.
Berarti, tindakan mengaitkan pengeboman itu dengan Islam adalah bentuk fitnah terhadap Islam. Beberapa dekade ini, Islam memang sering dikaitkan dengan tindakan terorisme yang sangat ditentang Islam.

Setiap kali ada bom meletus, telunjuk dunia ”dipaksa” mengarah kepada Islam dan umatnya. Dan berkali-kali pula telunjuk itu salah tuding.Fitnah terhadap Islam ini sedikit banyak membuat pemeluk agama Islam merasa sangat tidak nyaman.
Sudah banyak terbukti perlakuan yang tidak adil kepada pemeluk Islam di negara-negara yang ”fasih”menuding Islam sebagai biang kerok terorisme.

Menyikapi fitnah ini,hal terbaik yang dilakukan umat Islam,menurut saya, adalah dengan mengamalkan keindahan ajaran Islam yang sesungguhnya.
Islam yang mengajarkan umatnya untuk tidak menyakiti binatang, apalagi
manusia.

Jika pemeluk Islam percaya bahwa ajaran Islam adalah rahmatan lil `alamin, dan Islam itu sangat mulia tidak ada yang lebih mulia dari Islam, maka tidak ada alasan untuk takut atau khawatir bahwa citra Islam akan rusak.

Dengan menghayati Islam dan mengamalkan keindahan ajarannya secara konsekuen,maka kedamaian akan hadir dalam jiwa pemeluk Islam. Dan Allah-lah yang akan menjaga Islam lewat keindahan Islam itu sendiri.

Betapa banyak data yang ditulis sejarah, ribuan kali Islam difitnah dan keindahan Islam mampu menepis fitnah itu.

Kedua,jika tudingan pengeboman itu memang ada kaitannya dengan kelompok Islam tertentu,maka jelas kelompok yang melakukan tindakan tidak berperikemanusiaan itu sama sekali tidak memahami Islam. Dan itu tidak bisa dijadikan dasar untuk menuding pengeboman itu sebagai tindakan atas nama Islam.

Jika kelompok tidak bertanggung jawab itu beranggapan dengan pengeboman itu telah membela dan memperjuangkan Islam. Jelas itu adalah anggapan yang jauh dari benar.

Bagaimana mungkin ada seorang muslim memperjuangkan Islam dengan membunuh saudaranya sesama muslim dan saudaranya sesama manusia ?

Di dalam Islam, setetes darah seorang muslim lebih mulia dari Ka'bah yang
ada di Mekkah. Runtuhnya Kakbah itu lebih ringan daripada tumpahnya
darah seorang muslim meskipun cuma setetes.

Kalau kelompok itu benarbenar memahami Islam, ia tidak akan sampai melakukan kekejian itu,
berpikir pun tidak. Sekali lagi kalau dia benar-benar memahami Islam. Islam sama sekali tidak memerlukan untuk dibela dengan menumpahkan darah atau menyakiti orang lain.Sebab,Islam diturunkan justru untuk membawa perdamaian,untuk mencegah pertumpahan darah, untuk mencegah tindak kezaliman sekecil apa pun.

Islam tidak untuk dibela dengan kemarahan.
Sebab Islam datang untuk meredamkan amarah yang membawa kerusakan.
Islam dalam sepanjang sejarahnya telah terbukti mampu membela dirinya dengan
keindahan ajarannya yang lebih indah dari bintang yang paling indah.

Taj Mahal yang bisa mempertahankan diri dengan keindahannya itu hanyalah setetes kecil dari keindahan peradaban Islam.
Mengamalkan keindahan ajaran Islam dengan baik dan benar, dengan penuh rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya itulah cara terbaik membela Islam yang dianut oleh
mayoritas penduduk Republik Indonesia ini.

Allahu a`lam.

ORANG BODOH VS ORANG PINTAR

By Mario Teguh


Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya berbisnis...
Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang pintar.
Walhasil boss-nya orang pintar adalah orang bodoh.

Orang bodoh sering melakukan kesalahan,
maka dia rekrut orang pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah.
Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.

Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mencari kerja.
Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk
membayari proposal yang diajukan orang pintar.

Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato,
maka dia menyuruh orang pintar untuk membuatnya.

Orang bodoh kayaknya susah untuk lulus sekolah hukum (SH).
oleh karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar
untuk membuat undang-undangnya orang bodoh.

Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan,
sementara itu orang pintar percaya.
Tapi selanjutnya orang pintar menyesal karena telah mempercayai orang bodoh.
Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada di atas.

Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu yang dipikirkan panjang-panjang oleh orang pintar. Walhasil orang orang pintar menjadi staf-nya orang bodoh.

Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan,
dia PHK orang-orang pintar yang berkerja.
Tapi orang-orang pintar DEMO.
Walhasil orang-orang pintar 'meratap-ratap' kepada orang bodoh agar tetap diberikan pekerjaan.

Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pinter akan menghabiskan waktu untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan keluarganya.

Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa di jadikan duit.
Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan.

Bill gate (Microsoft), Dell, Hendri (Ford),
Thomas Alfa Edison, Tommy Suharto, Liem Siu Liong (BCA group).
Adalah contoh orang-orang yang tidak pernah dapat S1), tapi kemudian menjadi kaya.
Ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka.
Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung pada orang bodoh.


PERTANYAAN :
Mendingan jadi orang pinter atau orang bodoh??
Pinteran mana antara orang pinter atau orang bodoh ???
Mana yang lebih mulia antara orang pinter atau orang bodoh??
Mana yang lebih susah, orang pinter atau orang bodoh??


KESIMPULAN:
Jangan lama-lama jadi orang pinter,
lama-lama tidak sadar bahwa dirinya telah dibodohi oleh orang bodoh.

Jadilah orang bodoh yang pinter dari pada jadi orang pinter yang bodoh..
Kata kunci nya adalah 'resiko' dan 'berusaha',
karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil,
selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil.
Orang pinter berpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk
selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut.
Dan mengabdi pada orang bodoh...

Diamanakah posisi anda saat ini...
Berhentilah meratapi keadaan anda yang sekarang...

Ini hanya sebuah Refleksi dari semua Retorika dan Dinamika kehidupan.
Semua Pilihan dan Keputusan ada ditangan anda untuk merubahnya,
Lalu perhatikan apa yang terjadi...

Stay Super.....

Salam,
Mario Teguh....