Kamis, Agustus 20, 2009

Dimana Anda memperingati kemerdekaan RI kali ini

Dimana Anda memperingati kemerdekaan RI kali ini? Dilapangan upacara, atau didepan pesawat televisi? Sungguh, saya merindukan semangat semasa kecil dulu; ketika saya begitu antusiasnya menyambut peringatan kemerdekaan RI. Ketika bendera-bendera kecil berkibaran dimana-mana. Ketika penduduk dari berbagai kampung berangkat bersama-sama menuju lapangan luas di alun-alun kecamatan untuk bersama-sama melakukan upacara bendera, dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. Ketika bunyi kedepruk sepatu pasukan pengibar bendera menghentak-hentak lantai semen. Ketika semuanya memberi warna tersendiri kepada rasa terimakasih kita atas pengorbanan para pejuang kemerdekaan. Apakah Anda merasakan semangat yang sama?

Entah bagaimana dengan Anda, tapi semakin hari, saya merasakan bahwa semangat itu semakin memudar saja. Dihari gini, ’mengikuti upacara’ didepan pesawat televisi seolah sudah menjadi budaya baru cara kita mengenang kepahlawanan. Bahkan, mungkin semangat itu sudah sedemikian hambarnya sehingga Tanggal 17 Agustus tidak lebih dari sekedar sebuah tanggal merah belaka. Jadi, tidak heran jika kita menjadi mata rantai yang terputus dari sebuah proses pewarisan sejarah dan semangat itu dari generasi ke generasi. Betapa tidak? Kita tidak memberi kesempatan anak dan cucu kita untuk mencicipi sedikit dari semangat itu. Dan kita membiarkan mereka ’mengalami’ semangat itu hanya dengan membacanya dari buku-buku disekolah.

Tahun ini pengurus RW dan RT dilingkungan kami bersepakat untuk mengembalikan semangat itu lagi. Berkoordinasi dengan Kelurahan dan RW-RW lain melakukan peringatan kemerdekaan itu secara bersama-sama. Bukan melalui pesawat televisi sambil menyaksikan upacara dari istana merdeka. Melainkan melakukannya secara ’live’ dengan menggabungkan seluruh unsur masyarakat dan aparat pemerintahan. Kami bertekad bahwa mulai tahun ini; setiap peringatan 17 Agustus akan dilakukan secara bersama-sama, secara bergiliran. Dan sebagai penghargaan dari Pak Lurah, beliau memberikan kesempatan kepada RW kami untuk menjadi tuan Rumah Upacara bersama untuk pertama kalinya ini.

Maka, jadilah 17 Agustus tahun ini istimewa. Menghadirinya membuat saya kembali kepada masa-masa kecil dulu. Lagu Indonesia Raya dan Mengheningkan Cipta kembali mengalun. Teks Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 kembali dibacakan. Dan naskah proklamasi kembali dikumandangkan. Serta merta saja, bulu kuduk saya merinding. Seolah semangat kepahlawanan berhembus lembut terbawa angin menerpa hati kami yang sudah lama gersang.

Untuk sejenak, kami merasakan kembali makna kemerdekaan ini. Kemerdekaan yang didapat dengan banyak pengorbanan, dan jiwa kepahlawanan. Seolah-olah, kami diingatkan kembali bahwa merdeka, juga berarti membebaskan diri dari belenggu ketidakpedulian. Terutama, ketidakpedulian bahwa bangsa ini sesungguhnya sudah merdeka. Namun, karena kita tidak perduli, kita tidak benar-benar merasakan maknanya. Makna, bahwa kita ini sudah merdeka. Merdeka!

Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Natural Intelligence & Mental Fitness Learning Facilitator

0 komentar:

Posting Komentar